Tiga Kali ke Final, Tiga Kali Juara
MOSKOW - Glory… glory… glory… Manchester United! Itulah sepenggal lagu yang dilantunkan secara kompak oleh ribuan pendukung Manchester United (MU) di Stadion Luzhniki, Moskow, Kamis (22/5) dini hari WIB. Lagu kebesaran tim berjuluk Setan Merah itu menambah kemeriahan pesta kemenangan United atas musuh bebuyutannya, Chelsea, di final Liga Champions.
MU berhasil mengoleksi gelar juara Eropa setelah menaklukkan The Blues -julukan Chelsea- lewat drama adu penalti dengan skor 6-5 (1-1). Sukses itu merupakan torehan gemilang United. Betapa tidak, tiga kali masuk babak puncak, tiga kali pula Setan Merah sukses menjadi jawara.
Dua gelar sebelumnya diraih United pada 1968 dan 1999. Dua kemenangan itu juga diraih secara dramatis. Pada 1968, United harus melakoni adu penalti sebelum menaklukkan klub Portugal, Benfica, dengan skor 4-1. Sembilan tahun lalu (1999), United juara setelah menang 2-1 atas Bayern Munchen (Jerman)
"Malam ini sungguh luar biasa. Kami telah bekerja keras dan pantas mendapatkan (gelar) ini," kata Sir Alex Ferguson, pelatih United, dalam konferensi pers di Stadion Luzhniki seusai pertandingan.
Fergie, sapaan Ferguson, tampak sangat bergembira. Tubuhnya yang basah kuyup karena kehujanan diabaikan. Dia larut dalam euforia kemenangan. Sesi tanya jawab dengan wartawan pun berlangsung santai karena Fergie beberapa kali membuat pernyataan ringan yang memancing senyum.
"Saya sangat menikmati malam ini. Tak peduli harus kehujanan, saya menikmatinya," kata pelatih yang sudah dua dekade memimpin United itu.
Bagi Fergie, ini gelar kedua di ajang Liga Champions setelah musim 1999. Hanya, dia tidak mau membandingkan sukses timnya sekarang dengan prestasi sembilan tahun lalu. "Setiap pertandingan selalu berbeda. Prestasi saat itu (1999, Red) luar biasa dan sekarang kami mengulanginya," katanya.
Laga United melawan Chelsea berlangsung seru. Dua tim raksasa Inggris itu bermain agresif dan menciptakan banyak peluang. United unggul dulu pada menit ke-26 ketika heading Cristiano Ronaldo memanfaatkan umpan Wes Brown tak dapat diantisipasi kiper Chelsea Petr Cech.
Itu gol ke-42 Ronaldo untuk United di semua ajang musim ini. Gol tersebut sekaligus mengukuhkan bintang asal Portugal itu sebagai top scorer Liga Champions dengan koleksi 8 gol. Ronaldo juga menjadi pencetak gol terbanyak di pentas Premier League.
Chelsea menyamakan kedudukan di penghujung babak pertama lewat Frank Lampard. Sontekan pemain Timnas Inggris itu menaklukkan kiper Edwin Van Der Sar. Lampard nyaris mencetak gol kedua andai tendangannya di babak kedua tidak membentur tiang gawang United.
Skor 1-1 bertahan sampai wasit asal Slovakia Lubos Michel meniup peluit panjang waktu normal. Laga pun dilanjutkan lewat babak perpanjangan waktu 2 x 15 menit.
Fase ini diwarnai keluarnya kartu merah untuk penyerang Chelsea Didier Drogba. Pemain asal Pantai Gading itu menampar bek United Nemanja Vidic saat terjadi insiden di daerah pertahanan Chelsea.
Drama berlanjut dengan adu penalti. Chelsea berpeluang menang setelah Ronaldo, yang menjadi eksekutor ketiga United, gagal melaksanakan tugasnya. Tapi, peluang itu sirna karena John Terry yang menjadi eksekutor kelima Chelsea pun gagal. United memastikan gelar setelah penendang ketujuh Chelsea, Nicolas Anelka, tak mampu menaklukkan Van Der Sar.
MOSKOW - Glory… glory… glory… Manchester United! Itulah sepenggal lagu yang dilantunkan secara kompak oleh ribuan pendukung Manchester United (MU) di Stadion Luzhniki, Moskow, Kamis (22/5) dini hari WIB. Lagu kebesaran tim berjuluk Setan Merah itu menambah kemeriahan pesta kemenangan United atas musuh bebuyutannya, Chelsea, di final Liga Champions.
MU berhasil mengoleksi gelar juara Eropa setelah menaklukkan The Blues -julukan Chelsea- lewat drama adu penalti dengan skor 6-5 (1-1). Sukses itu merupakan torehan gemilang United. Betapa tidak, tiga kali masuk babak puncak, tiga kali pula Setan Merah sukses menjadi jawara.
Dua gelar sebelumnya diraih United pada 1968 dan 1999. Dua kemenangan itu juga diraih secara dramatis. Pada 1968, United harus melakoni adu penalti sebelum menaklukkan klub Portugal, Benfica, dengan skor 4-1. Sembilan tahun lalu (1999), United juara setelah menang 2-1 atas Bayern Munchen (Jerman)
"Malam ini sungguh luar biasa. Kami telah bekerja keras dan pantas mendapatkan (gelar) ini," kata Sir Alex Ferguson, pelatih United, dalam konferensi pers di Stadion Luzhniki seusai pertandingan.
Fergie, sapaan Ferguson, tampak sangat bergembira. Tubuhnya yang basah kuyup karena kehujanan diabaikan. Dia larut dalam euforia kemenangan. Sesi tanya jawab dengan wartawan pun berlangsung santai karena Fergie beberapa kali membuat pernyataan ringan yang memancing senyum.
"Saya sangat menikmati malam ini. Tak peduli harus kehujanan, saya menikmatinya," kata pelatih yang sudah dua dekade memimpin United itu.
Bagi Fergie, ini gelar kedua di ajang Liga Champions setelah musim 1999. Hanya, dia tidak mau membandingkan sukses timnya sekarang dengan prestasi sembilan tahun lalu. "Setiap pertandingan selalu berbeda. Prestasi saat itu (1999, Red) luar biasa dan sekarang kami mengulanginya," katanya.
Laga United melawan Chelsea berlangsung seru. Dua tim raksasa Inggris itu bermain agresif dan menciptakan banyak peluang. United unggul dulu pada menit ke-26 ketika heading Cristiano Ronaldo memanfaatkan umpan Wes Brown tak dapat diantisipasi kiper Chelsea Petr Cech.
Itu gol ke-42 Ronaldo untuk United di semua ajang musim ini. Gol tersebut sekaligus mengukuhkan bintang asal Portugal itu sebagai top scorer Liga Champions dengan koleksi 8 gol. Ronaldo juga menjadi pencetak gol terbanyak di pentas Premier League.
Chelsea menyamakan kedudukan di penghujung babak pertama lewat Frank Lampard. Sontekan pemain Timnas Inggris itu menaklukkan kiper Edwin Van Der Sar. Lampard nyaris mencetak gol kedua andai tendangannya di babak kedua tidak membentur tiang gawang United.
Skor 1-1 bertahan sampai wasit asal Slovakia Lubos Michel meniup peluit panjang waktu normal. Laga pun dilanjutkan lewat babak perpanjangan waktu 2 x 15 menit.
Fase ini diwarnai keluarnya kartu merah untuk penyerang Chelsea Didier Drogba. Pemain asal Pantai Gading itu menampar bek United Nemanja Vidic saat terjadi insiden di daerah pertahanan Chelsea.
Drama berlanjut dengan adu penalti. Chelsea berpeluang menang setelah Ronaldo, yang menjadi eksekutor ketiga United, gagal melaksanakan tugasnya. Tapi, peluang itu sirna karena John Terry yang menjadi eksekutor kelima Chelsea pun gagal. United memastikan gelar setelah penendang ketujuh Chelsea, Nicolas Anelka, tak mampu menaklukkan Van Der Sar.